Hai #GenkGoers jumpa lagi sama Goers di sini, pastinya dengan berbagai pembahasan menarik yang bisa menambah pengetahuan kamu. Kali ini, Goers akan ngebahas hal yang sangat penting, yaitu salah satu proses dan indikator yang gak bisa lepas dari kesuksesan suatu bisnis. Yup, sesuai judul artikel ini, Goers akan bahas mengenai marketing, tepatnya membahas marketing di masa pandemi. Buat teman-teman yang kemarin sempat ikut webinar Goers, pasti udah tau banget nih karena semuanya dikupas dengan sangat ringan dan menyenangkan oleh para narasumber yang mumpuni di bidangnya. Jadi, kayaknya gak perlu intro lama-lama ya. Cus langsung aja kita masuk ke pembahasan.

Di masa pandemi ini, sektor bisnis adalah salah satu yang terdampak. Bahkan, menurut banyak sumber, tidak sedikit loh mereka para pebisnis akhirnya menutup usahanya atau bangkrut karena tidak dapat bertahan di masa sulit ini. Begitu halnya dengan bisnis wisata rekreasi yang ada di Indonesia, banyak tempat wisata yang akhirnya harus tutup sementara waktu karena belum cukup bisa menyesuaikan diri dengan berbagai kebijakan yang berlaku saat ini. Lantas, bagaimana marketing dalam hal ini?

Menurut Dea Gadis Maulinda selaku Business Development Gondola Ancol, marketing terkena dampak yang besar di masa pandemi ini. Untuk menjalankan peran marketing yang baik, maka perlu ada efisiensi dalam berbagai aspek seperti menjalankan iklan, sumber daya manusia dan influencer marketing. Semuanya harus dipilah terkait sepenting apa urgensi dari action yang akan diambil guna meminimalisir hal-hal yang gak terlalu penting. Sehingga, walaupun terbatas, semua tetap bisa berjalan dengan efektif.

Untuk tetap menjalankan marketing yang efektif, Gondola melakukan adaptasi dalam melaksanakan bisnis pariwisata rekreasinya dan fokus pada langkah digitalisasi. Dengan memanfaatkan strategi digital marketing, harapannya bisa mendongkrak brand awareness supaya lebih baik lagi. Selain itu, penting untuk memahami karakteristik target market yang saat ini. Tujuannya supaya strategi yang direncanakan sesuai dan bisa tercapai.

Selanjutnya, menurut Gilang Rashif selaku praktisi di bidang digital marketing sekaligus CEO Rashif Indonesia, hal pertama yang perlu diperhatikan terkait marketing di situasi krisis seperti ini adalah budget. Bagaimana mengimplementasikan cost efficiency. Selanjutnya industri harus bisa beradaptasi dengan segalanya yang menjadi online, begitu juga halnya dengan customer acquisition atau proses untuk mendatangkan customer atau klien baru ke dalam bisnis yang dijalani. Poin-poin ini cukup berat dilakukan karena berbeda dengan apa yang dihadapi pada saat sebelum pandemi. Jadi, perlu adanya perubahan dan penyesuaian pada skema marketing di industri pariwisata rekreasi.

Pandangan lainnya disampaikan oleh Niki Tsuraya Yaumi, COO Goers. Menurutnya, marketing tetap perlu dilakukan di masa pandemi karena menjadi ujung tombak suatu bisnis. Perubahan aktivitas offline menjadi online membuat semua orang dan industri beradaptasi dengan hal-hal berbau digital. Kendalanya adalah bagaimana kita bisa mengedukasi customer untuk dapat menggunakan teknologi baru. Namun, ada juga peluang yang bisa diambil, seperti memaksimalkan penggunaan berbagai platform media sosial sebagai wadah untuk mengoptimalkan marketing.

Di masa pandemi ini, walaupun begitu sulit bagi semua orang, nyatanya ada banyak peluang dan kesempatan yang dapat diambil. Dalam hal ini Goers memberikan saran campaigns ataupun promosi para partnernya yang bisa dilakukan secara digital. Seperti halnya experience yang Goers tawarkan, di mana para pemilik venue bisa mengelola kapasitas dan kuota tetap sesuai dengan protokol kesehatan dan peraturan dari pemerintah. Mereka juga tetap bisa membuat promo menarik yang relevan yang bisa dijalankan secara online. Hal ini tidak hanya meningkatkan awareness, tetapi bisa mendapatkan peluang leads generation

Tidak hanya itu, semua campaigns dan promo yang dilakukan bisa dikonversikan ke penjualan di masing-masing website milik partner menggunakan Widget Goers atau melalui website dan aplikasi Goers.

Gondola Widget
Gambar 1. Pemesanan Tiket melalui Website Gondola Ancol menggunakan Widget Goers
Gondola Goers
Gambar 2. Pemesanan Tiket melalui Website Goers

Kalau Gondola melihat peluang dan kesempatan itu melalui optimalisasi digitalisasi serta pengembangan ide-ide baru. Sedangkan menurut Gilang, perlunya berpegang pada adaptasi, inovasi dan tanggung jawab sebagai pondasi untuk mendapatkan peluang yang ada. Hal tersebut seperti menggunakan digital platform, memanfaatkan teknologi dan tetap mengutamakan keamanan dengan pembatasan pengunjung. Selain itu, pondasi ini bisa diperkuat dengan adanya kerjasama dengan partner yang tepat untuk ngeboost bisnis wisata rekreasi.

Gimana? Insight yang keren banget gak sih? Padahal baru sedikit yang dibahas dari seluruh obrolan terkait marketing di masa pandemi, loh.

Nah, kalau kamu mau versi lengkapnya langsung aja nonton video webinar Goers tentang relevant marketing: marketing untuk tempat rekreasi di masa pandemi di sini#BangkitBersamaGoers #MulaiBersamaGEM

Write A Comment