Naik gunung emang seru, apalagi kalau bareng teman-teman dan bisa menikmati pemandangan dari ketinggian. Tapi di balik semua keseruannya, ada satu hal yang wajib banget kamu waspadai,  hipotermia. Ini bukan hal sepele, karena kondisi ini bisa berbahaya banget kalau nggak ditangani dengan cepat dan benar.

Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh manusia turun di bawah 35 derajat Celsius. Dalam kondisi itu, tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya menghasilkan panas. Akibatnya, fungsi organ bisa terganggu, bahkan bisa menyebabkan pingsan atau kehilangan nyawa kalau dibiarkan.

Pendaki gunung termasuk yang paling rentan kena hipotermia, karena suhu di gunung bisa turun drastis, terutama malam hari atau saat hujan. Jadi, penting banget buat tahu cara mencegah dan mengatasinya. Yuk, bahas satu-satu biar kamu makin siap kalau suatu saat menghadapi kondisi ini.

Apa itu Hipotermia dan Gimana Tanda-Tandanya?

Apa itu hipotermia

Sumber foto: Unsplash

Sebelum ngomongin cara mengatasinya, kamu perlu tahu dulu apa itu hipotermia dan gimana gejalanya.

Menurut beberapa buku tentang survival dan pendakian, hipotermia dibagi jadi tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat.

  • Hipotermia ringan biasanya ditandai dengan tubuh gemetar terus-menerus, kulit pucat, bibir membiru, dan mulai susah bicara dengan jelas.
  • Hipotermia sedang bikin tubuh terasa kaku, tenaga berkurang, detak jantung melambat, dan kesadaran mulai menurun.
  • Hipotermia berat udah masuk tahap berbahaya, korban bisa kehilangan kesadaran, tekanan darah turun drastis, bahkan detak jantung bisa berhenti.

Makanya, kalau kamu atau temanmu mulai menunjukkan tanda-tanda ini saat di gunung, jangan panik, tapi juga jangan santai. Langsung ambil tindakan cepat.

10 Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung

Cara Mengatasai Hipotermia

Sumber foto: Unsplash

Berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi hipotermia, baik buat diri sendiri maupun teman sesama pendaki.

1. Nyalakan Api untuk Menghangatkan Tubuh

Cara paling klasik dan efektif adalah menyalakan api unggun. Api bisa membantu mengembalikan suhu tubuh yang menurun. Tapi pastikan kamu menyalakannya di tempat yang aman dan terlindung dari angin. Kalau ada, buat penghalang di depan api biar panasnya lebih fokus ke tubuh. Tetap jaga apinya supaya nggak padam, terutama kalau malam makin dingin.

2. Pindah ke Tempat yang Lebih Hangat

Kalau kamu nggak bisa bikin api, cari tempat yang bisa melindungi dari angin, seperti tenda atau gua kecil. Tempat yang tertutup bisa menahan udara dingin supaya nggak langsung mengenai tubuh. Pastikan juga korban nggak langsung kena tanah, karena suhu dingin dari tanah bisa memperburuk keadaan.

3. Gunakan Sleeping Bag atau Thermal Blanket

Sleeping bag dan thermal blanket itu bukan perlengkapan tambahan, tapi perlengkapan wajib buat pendaki. Kalau ada temanmu yang mulai hipotermia, segera bungkus tubuhnya dengan thermal blanket untuk menahan panas tubuh, lalu masukkan ke dalam sleeping bag. Tujuannya biar suhu tubuhnya bisa naik secara perlahan dan stabil.

4. Gunakan Panas Tubuh untuk Menolong

Kalau kamu nggak punya peralatan apa pun dan api sulit dinyalakan, gunakan panas tubuhmu sendiri untuk membantu korban. Caranya, tempelkan tubuhmu pada korban, misalnya berpelukan sambil dibungkus sleeping bag atau selimut. Panas tubuhmu bisa membantu menaikkan suhu tubuh mereka. Ini salah satu cara efektif yang sering dilakukan di kondisi darurat.

5. Jaga Korban Tetap Sadar

Pada tahap hipotermia sedang ke berat, korban bisa mulai kehilangan kesadaran. Jadi, penting banget untuk terus mengajaknya bicara dan memastikan dia tetap bangun. Jangan biarkan korban tertidur, karena suhu tubuh bisa turun lebih cepat saat dia nggak sadar.

Kamu bisa ngobrol, tanya hal ringan, atau bahkan suruh dia bergerak pelan-pelan supaya tubuhnya tetap aktif.

6. Beri Kompres Hangat di Titik-Titik Tubuh Tertentu

Untuk membantu menaikkan suhu tubuh, kamu bisa memberikan kompres hangat di bagian dada, leher, ketiak, dan selangkangan. Gunakan botol air panas yang dibungkus handuk atau kain supaya nggak langsung kena kulit. Jangan gunakan air terlalu panas, karena bisa bikin kulit melepuh. Tujuannya adalah meningkatkan suhu tubuh secara perlahan, bukan tiba-tiba.

7. Lepas Pakaian yang Basah

Pakaian basah adalah musuh utama saat di gunung. Kalau seseorang mengalami hipotermia dan pakaiannya basah, segera ganti dengan pakaian kering. Air pada pakaian bisa menyerap panas tubuh dan bikin suhu tubuh makin turun. Kalau kamu mendaki, selalu bawa baju ganti di dry bag supaya tetap kering walau hujan.

8. Pantau Tanda Vital

Kalau kondisi korban udah parah, perhatikan nafas dan detak jantungnya. Hipotermia berat bisa bikin keduanya melambat atau bahkan berhenti. Kalau nafasnya mulai lemah, bersiaplah memberikan pertolongan CPR. Tapi ingat, lakukan dengan hati-hati karena tubuh korban hipotermia bisa sangat sensitif terhadap gerakan tiba-tiba.

9. Berikan Minuman Hangat

Kalau korban masih sadar dan bisa minum, kasih dia minuman hangat seperti air putih hangat atau cokelat panas. Ini bisa membantu meningkatkan suhu tubuh dari dalam. Hindari kopi atau teh karena kafein bisa mempercepat pengeluaran panas dari tubuh. Jangan paksa minum kalau korban udah lemah atau nggak bisa menelan.

10. Segera Evakuasi dan Bawa ke Tenaga Medis

Langkah terakhir dan paling penting adalah membawa korban ke tempat yang lebih aman atau fasilitas medis terdekat secepat mungkin. Setelah melakukan pertolongan pertama di atas, jangan biarkan kondisi berlarut-larut. Petugas medis punya alat dan prosedur yang lebih tepat untuk menstabilkan suhu tubuh.

Kalau kamu berada di gunung, segera hubungi tim SAR atau basecamp pendakian. Komunikasikan lokasi dan kondisi korban biar proses evakuasi bisa cepat dilakukan.

Tips Mencegah Hipotermia Saat Mendaki

Tips Mencegak hipotermia saat mendaki

Sumber foto: Unsplash

Biar kamu nggak sampai mengalami hal ini, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hipotermia sejak awal:

  • Gunakan pakaian berlapis: Lapisan pertama (inner) untuk menyerap keringat, lapisan kedua untuk menahan panas, dan lapisan luar (jaket waterproof) untuk melindungi dari angin dan hujan.
  • Jangan biarkan tubuh basah terlalu lama: Kalau keringetan atau kehujanan, segera ganti baju kering begitu sampai di pos atau tenda.
  • Istirahat cukup dan makan teratur: Tubuh yang kelelahan lebih cepat kehilangan panas.
  • Minum air cukup: Dehidrasi juga bisa memperburuk kondisi tubuh di suhu dingin.
  • Jangan terlalu lama diam: Bergerak ringan bisa membantu tubuh tetap memproduksi panas.

Kenapa Hipotermia Bisa Berbahaya?

Kenapa Hipotermia Berbahaya

Sumber foto: Travel Kompas

Banyak orang baru sadar bahayanya hipotermia setelah melihat kasus nyata di gunung. Dalam suhu ekstrem, tubuh bisa kehilangan panas tiga kali lebih cepat, terutama kalau angin kencang atau baju basah. Saat suhu inti tubuh turun, otak mulai kehilangan fungsi optimalnya, kamu bisa salah bicara, bingung, bahkan nggak sadar kalau sedang dalam bahaya.

Hipotermia juga bikin sistem organ melambat, dari jantung, paru-paru, sampai sistem saraf. Makanya, kondisi ini sering dianggap sebagai silent killer di gunung.

Hipotermia bisa dialami siapa aja dan kapanpun, bahkan pendaki berpengalaman sekalipun. Kuncinya adalah jangan panik, tetap tenang, dan lakukan langkah pertolongan pertama secepat mungkin. Jaga kehangatan tubuh, bantu teman yang lemah, dan segera cari bantuan kalau kondisi makin parah.

Naik gunung emang seru, tapi keselamatan tetap nomor satu. Jadi, selalu siapkan perlengkapan yang memadai, pahami risiko medan, dan jangan pernah remehkan hawa di atas gunung yang dingin, ya!

Temukan pembahasan mengenai informasi tips olahraga dan event olahraga update menarik lainnya hanya di artikel GOERS .

Atau kamu ingin berkunjung ke berbagai tempat wisata favorit dan event seru lainnya? Pesan tiketnya dan dapatkan penawaran menarik lainnya di GOERS!

Ingin Acara atau Bisnis Wisata Mu Dipublikasikan di Blog GOERS?

Write A Comment